Seperti diketahui, saat ini ekonomi dunia berada di tengah-tengah ancaman akibat resesi pandemi Covid-19. Selain itu ditambah pula terjadinya krisis keuangan, pangan dan juga energi global pasca perang Rusia-Ukraina.
Indonesia Tidak Masuk Dalam Daftar Negara Terancam Resesi
Indonesia memang disebut-sebut tidak masuk dalam daftar negara yang terancam resesi. Bahkan menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, ekonomi Indonesia masih terpantau aman sejak pandemi yang ditopang oleh sektor ekspor dan pulihnya kembali konsumsi serta investasi dalam negeri. Bahkan Indonesia disebut punya pertumbuhan ekonomi yang masih tangguh di Ekonomi Kuartal lII dan diprediksi pula akan melebihi pertumbuhan ekonomi Kuartal II di angka 5,7%.
Wakil Ketua Dewan Komisaris OJK, Mirza Adityaswara dalam kegiatan OJK mengajar, juga menyatakan bahwa untuk jaga stabilitas sistem keuangan Indonesia maka pemerintah dibantu oleh OJK punya tugas untuk mengawasi Industri Jasa Keuangan. Mulai dari bank, perusahaan sekuritas, reksa dana dan lain-lain agar bisa tetap berjalan secara stabil.
Mirza Adityaswara menambahkan bahwa sistem keuangan Indonesia masih cukup stabil dengan nilai permodalan bank sebesar 25% dari rata-rata 14%. Selain itu nilai profit Return On Asset (ROA) bank ada di angka 1,5%.
Kegiatan OJK Mengajar Universitas Pertamina
Perlu diketahui bahwa kegiatan OJK Mengajar adalah bagian dari mata kuliah Cipta Karsa Universitas Pertamina yang merupakan salah satu kampus terbaik di Jakarta. Adapun mata kuliah ini memang khusus menghadirkan pembicara dari kalangan industri agar mendekatkan mahasiswa pada kondisi real di masyarakat.
Selain wakil ketua dewan komisaris OJK, hadir pula narasumber lain yaitu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Komunikasi dan diplomasi universitas pertamina, Dr. Dewi Hanggraeni, MBA., CA., CACP., menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia memang dinilai masih cukup baik namun tidak menutup kemungkinan terjadinya risiko resesi.
Apalagi dikatakan bahwa di era VUCA ini, sektor ekonomi membuat mayoritas bisnis relatif tidak stabil. Seperti terlihat pada harga minyak dunia yang naik tajam dan krisis pangan membuat bisnis gugur dan ada juga sebagian yang masih bertahan. Untuk menyiasati hal ini, beliau mengatakan bahwa pelaku ekonomi harus melihat jauh ke depan dan memantau risiko apa yang akan bisa muncul di masa depan.
Dewi mengatakan bahwa salah satu yang bisa dilakukan kegiatan industri jasa keuangan adalah dengan mengimplementasikan GRC. GRC merupakan governance atau pengoptimalan tata kelola perusahaan, risk management atau manajemen risiko dan compliance atau kepatuhan terhadap segala regulasi. Adapun untuk bisa menjalankan GRC maka perlu dukungan penuh dari segala elemen industri mulai dari pimpinan hingga staf.
Untuk Anda siswa-siswi lulusan SMA dan sederajat yang ingin mendalami ilmu sistem keuangan dan perekonomian, juga bisa ikut bergabung di universitas swasta unggulan Universitas Pertamina ini untuk masuk ke Program Studi Ekonomi Universitas Pertamina. Anda bisa persiapkan diri untuk ikut Seleksi Mahasiswa Baru UPER di tahun 2022/2023.
Posting Komentar untuk "Indonesia Dimata Para Ahli Di Tengah Pusaran Resesi"